Pernahkah kamu melihat pidato kenegaraan Presiden Indonesia Joko Widodo yang dihadiri delegasi dari berbagai negara? Saat Presiden menyampaikan pidatonya dalam bahasa Indonesia, para perwakilan negara sahabat tersebut tampak menggunakan headphone sambil menyimak jalannya pidato.

Pernahkah terbesit olehmu, apa sih yang mereka dengarkan melalui perangkat tersebut? Ketika pidato berlangsung, para delegasi negara asing yang hadir mendengarkan isi pidato presiden yang dialihbahasakan secara lisan dan simultan oleh para juru bahasa. 

Pengalihbahasaan lisan tersebut dilakukan para juru bahasa melalui piranti bernama Sistem Penjurubahasaan Simultan (SPS), yang sejak pandemi dan meledaknya popularitas platform konferensi virtual kini pindah ke ekosistem baru dan menjadi fungsi penjurubahasaan simultan virtual. (Mungkin kamu bertanya, bagaimana perlengkapan fisik ini bisa divirtualkan? Itu kita bahas di artikel yang lain, ya.) Melalui SPS, para delegasi dapat mendengarkan isi pidato dalam berbagai bahasa pilihan.

Pada praktiknya, juru bahasa akan mendengarkan dalam bahasa asli yang dituturkan pembicara menggunakan headphone (atau kadang secara langsung), kemudian pesan tersebut dialihbahasakan secara lisan ke dalam bahasa tujuan. Menggunakan mikrofon, para juru bahasa menyampaikan pesan tersebut kepada hadirin yang mendengarkan dengan headphone masing-masing.

Ya, di dalam ruangan konferensi tersebut ada banyak juru bahasa berbagai pasangan bahasa yang ditugaskan untuk mengalihbahasakan pidato secara langsung. Secara teknis, hasil penjurubahasaan ditransmisikan ke pendengar secara nirkabel menggunakan tiga metode umum: Inframerah (IR), Radio (RF) atau WiFi (BYOD).

Mengenal penjurubahasaan simultan

Sebelum lebih jauh membahas bagaimana SPS digunakan, mari kenali terlebih dahulu satu per satu istilah kunci dalam aktivitas penjurubahasaan.

Dalam industri alih bahasa, penjurubahasaan merupakan salah satu layanan utama. Layanan ini umumnya sangat dibutuhkan oleh pelaku bisnis, ekspatriat, dan delegasi negara asing saat menghadiri konferensi, seminar, lokakarya, maupun agenda pertemuan dengan perwakilan perusahaan atau negara lainnya.

Berbeda dari aktivitas penerjemahan yang mengalihbahasakan bahasa sumber ke bahasa tujuan ke dalam produk tulisan, penjurubahasaan merupakan unit alih bahasa lisan yang secara spesifik berurusan dengan aktivitas komunikasi secara langsung, di mana juru bahasa (kadang disingkat jurbah) menafsirkan bahasa sumber ke bahasa tujuan di tempat, saat itu juga.

Layanan penjurubahasaan sendiri terbagi ke dalam dua macam, yaitu penjurubahasaan konsekutif dan penjurubahasaan simultan.

Aktivitas penjurubahasaan konsekutif umumnya berlangsung di acara gelar wicara, pelatihan, maupun seminar, di mana pembicara berdiri satu panggung dengan jurbah. Setelah mengucapkan beberapa patah kata, pembicara akan memberikan waktu kepada jurbah untuk menyampaikan hasil alih bahasa lisannya.

Salah satu keunggulan layanan penjurubahasaan konsekutif adalah tidak perlunya perlengkapan khusus seperti SPS. Sementara itu, kekurangannya adalah waktu yang lebih lama karena harus bolak-balik mengalami jeda dan konversi bahasa.

Kekurangan ini tidak akan ditemukan pada layanan penjurubahasaan simultan. Seperti yang sudah diterangkan di awal, audiens, dengan bantuan alat canggih, dapat terkoneksi dan mendengarkan secara langsung alih bahasa lisan dari jurbah yang umumnya diberi ruang khusus di ruangan konferensi tersebut.

Tentu saja layanan penjurubahasaan simultan membuat proses penyampaian materi lebih lancar dan luwes ketimbang penjurubahasaan konsekutif. Namun, jasa ini cenderung lebih mahal karena harus menggunakan peralatan khusus dan menghadirkan juru bahasa yang sangat terampil.

Penjurubahasaan simultan dan pola penggunaan perangkat SPS

Sekilas sudah dijelaskan bagaimana proses penjurubahasaan simultan berjalan. Selanjutnya, mari bedah secara lebih terperinci prosesnya, yang berkelindan erat dan tidak bisa dilepaskan dari penggunaan SPS.

Bahasa sumber dari pembicara ke jurbah

Pertama, jurbah akan mendengarkan informasi menggunakan bahasa sumber yang disampaikan pembicara. Jurbah berada di lokasi terpisah, umumnya di dalam bilik kedap suara di salah satu sudut ruangan.

Jurbah mengalihbahasakan secara lisan

Kemudian, menggunakan konsol khusus yang merupakan bagian dari SPS, jurbah mengalihbahasakan tuturan pembicara.

Audiens mendengarkan melalui headphone

Hasil alih bahasa ditransmisikan secara nirkabel dan dapat didengarkan secara simultan oleh audiens menggunakan radio penerima yang dilengkapi headphone.

Dengan begitu, audiens dapat mendengar informasi yang dituturkan pembicara dalam bahasa pilihan mereka. Sebagai contoh, jika pendengar adalah orang Indonesia, misalnya, ia dapat mendengarkan dalam bahasa Indonesia informasi yang disampaikan pembicara dalam bahasa Jepang.

Hubungi kami

×