Menjadi Penerjemah di Era Digital

Di era digital seperti sekarang ini, menjadi penerjemah adalah profesi yang menantang, sekaligus penuh dengan reward yang menggiurkan. Kemajuan teknologi era digital memberi banyak kemudahan, tetapi juga menuntut penerjemah mencipta strategi baru untuk bekerja.

Setidaknya, ada dua karakteristik utama era digital yang perlu menjadi perhatian penerjemah profesional dalam menjalani kariernya.

Teknologi: Teman atau Lawan?

Popularitas mesin penerjemahan meningkat pesat dalam beberapa waktu terakhir. Tak hanya bermanfaat bagi pengguna awam, kemampuan mesin penerjemahan juga dirangkul oleh industri bahasa. Kemunculan mesin penerjemahan sempat dikhawatirkan akan menyudahi karier profesional para penerjemah. Apalagi sebagian perusahaan teknologi menyediakannya secara publik dan gratis. Tetapi kini, industri bahasa, khususnya bidang penerjemahan dan pelokalan, malah memanfaatkannya untuk membangun alur kerja yang lebih efisien dari segi waktu dan biaya.

Meski praktis dan gratis, penggunaan mesin penerjemahan belum sepenuhnya menjawab kebutuhan pengguna. Sudah lazim terdengar bahwa kualitas terjemahan mesin yang ada tidak akurat serta terbaca aneh dan kaku. Tak jarang, kualitas yang kurang baik ini jadi bahan tertawaan jagat maya saking jauhnya dari ekspektasi pengguna. Melihat kondisi ini, penerjemah profesional mungkin kembali tenang karena tahu bahwa ada aspek kualitas yang belum bisa dicapai mesin. Karier masih akan berlanjut.

Sementara itu, perusahaan raksasa teknologi global terus mengembangkan mesin penerjemahan dengan tenaga kecerdasan buatan. Para pelaku industri bahasa pun ambil bagian dalam proyek pengembangan ini, misalnya dengan jadi peneliti. Mesin penerjemahan terus dididik sehingga kualitasnya berangsur membaik.

Peluang ini dirangkul oleh industri terjemahan dalam bentuk layanan machine translation post-editing (MTPE). Mesin penerjemahan dimanfaatkan sebagai alat pembuat draf yang cepat dan relatif murah (jika dibandingkan dengan membayar jasa penerjemah manusia). Setelah itu, draf diserahkan kepada penerjemah manusia untuk dinaikkan kualitasnya. Gap antara kualitas terjemahan mesin dan ekspektasi pengguna terjemahan dijembatani lewat kerja penerjemah manusia yang memoles draf dari mesin.

Dalam kondisi ini, penerjemah perlu jeli untuk bisa mengambil manfaat dari masifnya perkembangan teknologi mesin penerjemahan. Menyediakan layanan MTPE adalah salah satu langkah yang dapat ditempuh. Di sisi lain, mesin penerjemahan yang makin “pandai” juga memberi tekanan bagi penerjemah profesional untuk tidak tertinggal dari segi kualitas. Jika terjemahan yang dihasilkan manusia juga sama mekanis dan “mentah”-nya dengan hasil mesin, maka tak heran jika penerjemah tersebut tidak lagi diprioritaskan oleh pengguna jasa.

Kemudahan Akses

Ini adalah salah satu manfaat besar era digital dan internet. Begitu banyak orang dari berbagai penjuru dunia dapat saling terhubung dengan sangat mudah. Karier sebagai penerjemah pun tidak luput dari manfaat ini.

Konektivitas antarnegara adalah denyut nadi jasa penerjemahan. Penerjemah bekerja untuk menjembatani komunikasi antara orang-orang yang menggunakan bahasa berbeda. Akses internet menjadi senjata penting yang dapat digunakan penerjemah untuk terhubung dan menjangkau lebih banyak klien. Penerjemah dapat membangun profil maya yang menarik lewat berbagai platform media sosial (misalnya LinkedIn) sehingga kesempatan untuk terhubung dengan calon klien jadi lebih besar. Dalam proses kerja, komunikasi dengan klien pun jadi lebih cepat dan hemat biaya berkat internet.

Saat proyek sudah di tangan, proses kerja penerjemahan pun banyak terbantu dengan informasi yang berlimpah di internet. Topik-topik asing kini bisa dipelajari dan diriset dengan lebih mudah. Kemudahan ini berperan besar membantu penerjemah mendalami topik yang diterjemahkannya lewat berbagai referensi yang tersedia secara publik. Beragam kamus dan glosarium juga tersedia dalam versi digital. Penerjemah tak lagi melulu menyusuri halaman-halaman kitab tebal, tetapi dapat sekadar mengetik kata kunci yang ingin diketahui. Informasinya hadir dalam selang waktu singkat saja.

Teknologi digital juga telah mampu memfasilitasi transaksi keuangan lintas negara dan lintas mata uang dengan lebih cepat dan mudah. Hal ini membuat penerjemah tidak perlu ragu lagi untuk menyediakan jasa bagi klien skala global.

Bagaimana dengan penerjemah yang kariernya belum mapan? Apakah kemudahan-kemudahan tersebut dapat tetap bermanfaat? Tentu saja! Kini, berbagai materi belajar, panduan, dan kursus untuk menjadi penerjemah profesional juga tersedia secara daring. Penerjemah pemula dapat mengakses itu semua di mana pun mereka berada. Upaya membangun karier dipermudah dengan akses pengetahuan yang terbuka lebar.

Akademi Translexi adalah satu platform pelatihan daring untuk memulai karier sebagai penerjemah. Materi belajarnya disajikan mulai dari satuan terkecil mata kursus hingga program komprehensif yang mencakup beberapa mata kursus. Inisiatif ini dilahirkan oleh para praktisi industri terjemahan, sehingga materinya relevan dengan pengalaman kerja di lapangan. Semua mata kursus juga dilengkapi dengan materi latihan yang terhubung dekat dengan kerja aktual di industri. Yang paling menyenangkan, tiap-tiap peserta dapat mengatur aktivitas belajarnya sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan waktu, dan kecepatan belajar masing-masing. Disediakan dalam platform berbasis web, proses belajar pun dapat dijalani dengan mudah dari mana saja.

×